: Ikhsan Risfandi Zetry Iminy
DI jalan itu tadi
kita melintas bergegas
dikejar angin yang lekas
yang enggan dan dingin
dan kita bayangkan
ada yang tertahan dinding-dinding
rumah di perbukitan
Beirut menyiapkan senja
untuk kita,
setelah hari-hari
dikirim keluar kota
melawati jalan besar
gedung tak berpenghuni
tembok dengan grafiti huruf hijaiyah,
bekas peluru tembakan, dan
baliho tak meneriakkan revolusi lagi.
Kau jerang air untuk teh
dan mendidihlah petang,
di Youtube aku memutar Maalouf
lalu kutulis puisi yang kusiapkan
sebagai lirik apabila lagu itu
ingin kau nyanyikan.