Ragaku, tak lagi kita bisa kemana-mana kini, lebih lama, bersama-sama,
kurasakan kelembutan baru padamu, yang mentah terlalu dan asing itu,
seperti yang kukenang dari cinta masa remaja –
cinta yang seringkali bodoh tentukan arah
tapi tak dalam pilihan, dan daya.
Terlalu banyak kita ingin lekas dapatkan, yang tak terjanjikan –
Jiwaku begitu takut, begitu bengis;
maafkan keberingasannya.
Seperti jiwanya jiwa, tanganku bimbang membelaimu
Tak hendak melukai perasaan
tapi gelora, akhirnya, mencapai ekspresi sebagai saripati:
Bukan bumi yang kelak kurindu,
tapi kamu yang ‘kan kurindu.