/1/
Di pintu-Nya terbaca:
Aku Selalu Ada.
Tapi kita hanya lalu lalang
atau sibuk mengetuk
tak mendengar Dia berkata,
“masuklah, tidak dikunci…”
/2/
Di meja-Nya ada tumpukan map-map doa,
dengan disposisi: kabulkan, segera!
/3/
Sejak semula kita sudah
diberi kartu nama
tertulis lengkap alamat-Nya,
tapi kita memang
suka pura-pura lupa.
2005-2020
Puisinya berbeda. Tidak dibikin sulit.
SukaSuka
Begitulah, puisi itu cara ucap. Bagaimana cara mengucapkan suatu gagasan. Banyak cara kita yang menentukan, kita yang memilih. Di sajak ini saya memilih cara ini. Dulu…
SukaSuka
Saya suka ulasan ulasan pusiinya, dapat pengatahuan baru. Setuju kalau Majalah Mata Puisi membuat apresiasinya. Kami yang awam tentang puisi bisa dapat materi baru. Terimakasih Bung Editor
SukaSuka