KAMU meniti tali yang dibentangkan dua ekor kupu-kupu. Tali itu semakin panjang tapi tak menyampaikan kamu ke mana-mana. Kamu hanya menunggu saatnya jatuh. Di tempat yang tak pernah tepat: halte kosong, stasiun sepi, atau terminal lengang. Tempat-tempat yang menyisakan seorang loper tua. Ia membuang setumpuk surat kabar. Ada berita yang ditulis dari ucapanmu. Seorang reporter mewawancaraimu lewat telepon. Dan kamu menjawab dengan sejumlah dusta yang kaukutip dari siaran langsung di televisi.