: Kuyut
ENGKAU yang menunjuk ke sudut, dan
mengatakan: itulah dulu kamarku…
ruang yang tak lagi perlu kau masuki
karena telah berjajar genjang bingkai
jendela, permainan gambar matahari
siang, dan halaman lapang melepasmu
liar dan terbang.
Engkau yang menuju jenjang ke belakang,
karena begitulah lelaki pergi, setelah
mencium tangan ibu, menghirup aroma doa,
santan susu, buih peluh, kecoh kenangan
yang senantiasa minta ditarikan, di jalan
lurus dan berbelok, juga yang menurun
dan mendaki.
Engkau yang mengingat bayangan tahun,
1930, dan kembang api mekar pada dapur
yang dekat, dan lapar yang dipersunting
lebih dekat lagi, dan engkau yang menunjuk
pada teras, dengan tempat duduk untuk
para tamu-tamu dekatmu, yang kau terima
sebagai dirimu yang jauh darimu.