TAK ada bingkai bulan dan langit ada
dan kubayangkan kelelawar
dan unggas senja
tak ada engkau dan mereka ada
kubayangkan sebait “apa kabar…”
dan kau tak menjawabnya.
Di halaman galeri
yang menari adalah liukan bayangan
sekelebat mimpi yang gemulai
ketika perih kumulai
rambang rintihan gamelan
sebelum kumasuki seluruhnya
ruang dirimu
kaca pada pintu
dan sepotong Neruda
yang telah kau terjemahkan untukku
Dan kubaca itu seakan mantra
mengubah aku menjadi Minotaur
banteng yang lama kusembunyikan
dalam diriku
Tak ada mural bulan dan langit ada
dan kubayangkan Picasso
dan kanvas dengan potret kubisme
dan kau bertanya “itu siapa…”
dan aku tak menjawabnya.