
Tuhan yang baik!
Apa yang kumimpikan malam semalam?
Aku bermimpi aku adalah bulan kemimpian.
Aku terbangun dan kulihat aku masih bermimpi.
Lihatlah: wajahku berkabut dari dalam kabut
Dan aku datang dan pergi pada lubang intipan.
Aku tak bersuara, tak ada mulut, tak bisa teriakkan bahaya,
kecuali bayanganku yang jatuh menyilang, tak setimbang.
Ada yang harus dikatakan untuk jelaskan cahaya bulan.
Yang nyaris beku tapi lunak, hampir repuh tapi utuh.
Nyaris air seluruhnya, yang tegas mengucap suara
Tidak bawa apa-apa, menantang terang, merekah cerah.
Seakan dalam hutan, berdesakan bentuk bertudung,
Kepala mereka membeku bersama, saling tiada saling meniada,
Ada makhluk-bulan, makhluk-suara, seperti kijang, separuh-kijang
Melintas di sana, matanya menembus benda-benda.
Lihatlah: tampak tak tampak tampak tak tampak.
Tak ada zat yang berbagai zat seperti cahaya bulan.
Aku meninggi, melekat di dalam tulang sendiri, menduga-duga:
Tuhan yang baik! Siapakah aku yang semalam aku?