BISAKAH puisi diajarkan? Bisa, tapi menjadi penyair tidak. Bagaimana mengajarkan puisi? Ada berbagai cara. Ada banyak orang, lembaga, komunitas yang mengembangkan cara mengajarkan puisi, mengajarkan bagaimana menulis puisi.
Berhasilkah? Pelajaran itu tersampaikan dengan baik, tapi orang yang menguasa cara menulis puisi, belum tentu dia akan melanjutkannya menjadi penyair. Menulis puisi itu satu hal, menjadi penyair itu soal lain.
Saya mencoba menyusun cara mudah untuk mulai menulis puisi. Tidak dengan mempelajari perangkat-perangkat puitikanya lebih dahulu, tapi langsung saja menuliskannya. Nanti teori-teori puisi akan terbawa sendiri ke dalam puisi yang tertulis itu. Metode yang saya kembangkan ini saya rujuk dari banyak sumber. Sekali lagi ini sangat mendasar.
Intinya sederhana saja: bagaimana melihat ke dalam diri sendiri, sumber terbesar penulisan puisi itu, lalu menuliskannya ke dalam puisi. Kalau mau dinamai, ini namanya Metode “Aku Adalah”. Rumus dan contohnya seperti pada tabel berikut:
Dengan rumus “Aku Adalah” maka siapapun tak perlu repot dengan bentuk. Konsentrasi saja pada isi, pada apa yang hendak disampaikan lewat puisi itu, dan itu penting. Menggali ke dalam diri sendiri juga penting. Siapapun yang hendak menulis puisi, dengan cara ini, tak usah jauh-jauh, mulailah dengan melihat ke dalam diri sendiri, memastikan apa yang sedang dirasakan, apa yang diinginkan, apa yang dipikirkan, dll.
Dua hal dasar harusnya teratasi dengan ara ini: bentuk dan isi. Dan ini baru langkah awal. Itu dulu. Yuk, silakan mencoba dan mari berpuisi!
Hasan Aspahani
jurubaca@gmail.com
Terima kasih pengajarannya, Pak Hasan.
SukaSuka
Aku adalah puisi yang ditulis banyak orang
Aku bayangkan mereka menemukan diri mereka di sana
Aku mendengar suara tawa dan musik mengiring
Aku melihat kata-kata menjadi kupu-kupu
Aku ingin mereka tak berhenti menulis puisi
Aku adalah puisi yang ditulis banyak orang
Aku menyamar jadi kata-kata
Aku merasa nyaman berada di dalam puisi mereka
Aku menyentuh cahaya berlarian dari bait ke bait
Aku cemas karena tak bisa mengejar cahaya itu
Aku menangis karena mataku seperti buta
Aku adalah puisi yang ditulis banyak orang
Aku tahu bahwa aku harus menulis puisiku sendiri
Aku katakan, “aku harus kembali ke dalam diri.”
Aku impikan sebuah rumah yang ramah
Aku mencoba memastikan inikah rumah puisiku?
Aku berharap aku bisa menjawabnya untukku
AKu adalah puisi yang ditulis banyak orang
SukaDisukai oleh 3 orang
Menjadi
Oleh: Alif Ilahi
Aku lelaki dalam napas dan hati seorang wanita
keinginan sebuah jalan dan
Jalanan sebuah peta keturunan
Tiba-tiba aku ayah,
Ayah dari buah rahimnya yang subur
Tangis dan airmatanya kebahagiaan
Aku lelaki, aku suami, aku ayah
Akhir cerita, peta itu membawaku kesini
Pada kehidupan yang dirindu Adami.
Perak, 10 Oktober 2017
SukaDisukai oleh 1 orang