DI KEDAI kopi itu, percakapan kita
pernah selalu dimulai dengan pertanyaan rutin,
“ada partai apa lagi hari ini?”
Lalu kita memesan mi lendir dan kopi susu.
Politik, ketika itu, seakan menjadi pintu
pada tembok yang telah lama dipuja
semacam mitos yang dibangun dengan dongeng bahwa
semakin tebal dan semakin tinggi, maka semakin baik ia
menjaga kita dari bahaya di luar sana.
Dongeng yang amat meyakinkan pada mulanya.
*
Di kedai kopi itu, tak ada lagi percakapan
kita sibuk dengan gawai berlayar lebar
menunggu mitos lain, dongeng lain
kabar yang tak peduli dari luar atau bukan dari luar,
yang viral, yang luas menyebar, meruntuhkan tembok-tembok lama.
Kita tak lagi berpenjaga, tak lagi saling menjaga.