HANYA pada puisi
kau mau memberi ruang kosong
dan menurut pada tipografi
Kolom-kolom yang padat dan kaku
kau jejali berita keras
dan terlalu lekas basi
Baris-baris iklan kolom
berebut tempat dan perhatian
dengan huruf yang amat membosankan
Tapi dengan puisi
kau seperti bersama berdandan
menghias diri dengan pernik yang pantas
menata wajahmu yang terlalu serius dan letih
mencoba menjadi selembar cermin yang jernih
dan aku betah lama menatapmu
mengamati wajahku di sana
Maka dengan puisi
kau tak cemas pada rapuh kertas
dan tak peduli pada warna tinta yang fana
karena kata-katanya bisa jauh melampaui sehari usia berita
Juga karena puisi
Aku punya alasan yang lebih banyak untuk
menghargai kamu
merindui kamu
mencintai kamu
menemui kamu
membaca kamu
menulis puisi ini
untukmu