LAGU apa yang harus kusiulkan di jalanan kota itu, Dylan?
Langit kota itu masih menyelenggarakan hujan dengan seksama,
aku dan dingin saling tawar dengan segelas kopi luwak liar
seperti biasa, aku akan membayar agak mahal, tapi lumayan
sebab sejenak bisa tahan untuk menyelesaikan hal-ihwal
pemindahan kesepian, dan lain-lain, sebelum kembali ke kamar
membawa sedikit masuk angin dan rongga hidung yang buntu-memar
Mungkin, Dylan, aku harus bersiul tentang jawaban dari serangkaian
pertanyaan pada reruntukan kafe yang tak terbawa hembus angin itu.