“BEGINI, kita akan melakukannya
dalam dua putaran,” kata Jakarta kepada komisioner komite pemilihan
daerah khusus ibu kota petaka
Para kandidat pada poster itu perlu peci baru
dengan nomor yang sama
Juga sedikit waktu,
untuk mengecek sisa saldo di rekening kampanye
Ini akan sedikit melelahkan
Dan menyebalkan
Seperti memperdebatkan puisi buruk
yang ditulis oleh entah siapa untuk seseorang
yang tak berbakat, tapi sangat ingin menjadi penyair
dan mungkin juga menjadi presiden.
Jalan-jalan kota ini mengidap hipertensi,
gula darah pada udaranya, dan dan penyempitan pada pembuluh jantungnya
Tak perlu alasan untuk apa bertepuk tangan,
seperti mengklik ikon jempol di kolom komentar media sosial
lakukan saja itu ketika kau terbangun dengan igauan tengah malam
“Ya, kita akan melakukannya dua putaran,” kata Jakarta
kepada pengendara ojek aplikasi, warga tak ber-KTP,
dulu dia sopir mobil pengantar roti
“Putaran pertama, Jakarta, kau menista nasib baik saya,
sekarang kau mau diantar kemana? Ke pos jaga Istana Negara?”