Tak ada yang kutemukan di bawah situ.
Suara-suara di pepohonan, halaman yang hilang
dari lautan.
Segalanya tertidur.
Dan malam adalah sungai yang menjembatani
tebing yang saling bicara dan saling mendengarkan,
benteng, yang tak berpertahanan, dan tak ada serbuan
Tak ada yang ingin berdiam di bawah situ:
sumur buntu oleh lumpur dan daun yang membusuk,
rumah masa kecilku.
Dan malam dimulai ketika jari-jari ibuku
menelusurkan benang
yang tersematkan dan yang tak terikat
hingga menyentuh ke ujung jumbai cerita kami
Malam adalah bayangan tangan ayahku
mengatur jam, alarm kebangkitan
Apakah jam itu terlepas? Lalu terbanglah angka-angka?
Tak ada yang tak menemukan rumah di situ:
Sayap yang patah, sepatu yang hilang, alfabet yang rusak.
Semuanya tertidur, dan malam memulai malam.
Melati pertama yang terpetik,
wangi yang terperangkap padanya terusir
dari pakaian terakhir ke pemakaman.
Sajak dari Poem Hunter; Gambar dari Ronen Goldman