: H. Agus Noor
DIA selalu datang dengan sejumlah cerita di kepalanya
tokoh-tokoh liar di matanya,
cahaya panggung di kacamatanya,
tirai yang menurun dan menyibak di rambutnya,
dan orang-orang yang keluar dan masuk di tubuhnya
Kami bertemu lagi di Kedai Tjikini
di sore yang belum jadi itu
kota ini selalu begitu
waktu selalu tanggung
tak pernah selesai
dan dia ajak aku mengenang
sejumlah dangdut dan narasi yang hilang
Lalu kami bernyanyi, bergantian, bersamaan
sambil merasakan apa yang sejak semula tak ada
Mungkin yang tak ada itu adalah keinginan untuk pulang
Atau alamat yang tak pasti, karena itu kita bertemu di sini
Dari tubuhnya, keluar seorang petani yang menanam ubi
apa yang ia pesan kepada pramusaji tadi
Dari tubuhnya, keluar perempuan pemetik kopi
apa yang ia pesan tanpa melihat pada daftar menu lagi
Dari tubuhnya, hei, keluarĀ juga aku yang dulu ia simpan
dalam sebuah naskah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki
Aku kapan saja boleh kangen, dan ingin lagi menemuinya, sebab
dia akan selalu datang dengan sejumlah cerita di kepalanya