
PENGANTAR: Ada yang harus dibuat panjang dalam sebuah sajak pendek, yaitu gemanya. Gema maknanya, gema bunyinya. Gema adalah apa yang berasal dari sesuatu dan tak terserap tetapi justru dipantulkan oleh apa yang disentuhnya. Pada sajak pendek, kita sebagai penulisnya, punya peluang lebih besar untuk melakukan itu. Panjang atau pendek sajak tidak menjadi ukuran kualitas sebuh sajak. Dan kalau dikirim ke media dan dimuat honornya sama.
Apakah sajak pendek lebih mudah? Dan sajak panjang lebih sulit? Keduanya punya tantangan yang berbeda. Pada sajak pendek kita dicabar untuk membangun kepelikan (complexity) dalam ruang yang sesempit itu. Pada sajak panjang kita dituntut untuk menjaga keutuhan (unity). Sajak pendek itu seperti lukisan-lukisan Rusli. Minimalis. Ia tak tergoda untuk menampilkan detail yang rumit. Kata-kata yang sedikit dalam sajak pendek seperti sapuan-sapuan besar kuas pada kanvas.
Selamat menikmati.
Aku Si Dungu
SIAPA sembunyi pada jejak sendiri
Siapa lari dari kejaran kehendakan
Akulah ini si dungu tak berjawaban
Jassin Tak Menjawab
: gm
PERNAHKAH ada yang bertanya
di mana berawalnya mata seorang penyair?
Dulu, ada yang bertanya sebaliknya,
Jassin juga tak sempat menjawab
Di Kaki Gunung Lokon
: dahlan
TINGGAL sebentar waktu
menunjuk pucuk gerbang
pura cemara sepasang
Awan seakan-akan masih enggan
jauh menjauh dari lingkar puncakan
Penunggu yang Baik
TUBUHKU peti mati bagi jiwa hidupku
Aku hanya menunggu mautku sendiri.
Aku penunggu yang baik. Dan amat sabar.
Dari Mana Aku Menyapa
AKU mencintai peti matiku: ini tubuhku sendiri
Halo, aku menyapa kalian, dari peti matiku ini
Jiwa Lukaku
PUISIKU adalah jiwa lukaku, luka yang kulakukan,
kala yang kulukakan. Puisi adalah keteradaanku.
Di Mana Kutuliskan?
INI sajak, di mana kutuliskan aku?
Aku tidak lagi tahu. Aku sedang
sembunyi dari mata-mata Waktu.
Engkau yang Hilang
ENGKAU hilang dari mereka tapi tak dari dirimu sendiri.
Engkau tetap saja ada dalam ketidakadaanmu. Engkau jadi
abadi sebab kami tak lagi mencari.
Sehilang-hilangnya engkau, engkau pernah ada. Itu lebih
baik daripada aku yang hidup saja, tapi tak pernah ada.
Sampai Jumpa, Tuhan
AKU tidak mati di sekitar hari pemilihan presiden.
Hai, Tuhan! Sampai jumpa lagi!
Riwayat Singkat Penjudi
AKU sawah menanam benihmu
Apa yang aku tahu tak akan pernah tumbuh
Kau dan waktu saling bunuh
Mempertaruhkan aku.
Pengakuan Orang Sesat
AKU mencari jejakmu,
yang kutemukan pada jejakku sendiri,
apa yang sangat sulit kukenali.
Aku tersesat lagi?
Biar kau membiarkan.
Tentang Kesepian dan Pengkhianatan
SAJAK yang diam dan penyair yang pendiam
kapan mereka akan bersapaan? Ketika sepi
yang bandel itu sudah tak tahan kesepian!
Sajak mungkin dimulai dari arti yang ada tapi
ia mau mati. Dengan kata, penyair membujuk,
memberi tubuh yang berbalik mengkhianati.
Sekilas tentang Nasib
NASIB kita lembar tak berhalaman, Kawan!
Lepas dari eksemplar liar, kitab orang lapar.
Tidak Saling Tunggu
AKU dan matiku itu
di antara hidup rindu
Mati ada dalam aku
tidak saling tunggu
Kalau nanti aku mati
kami sudah satu jadi
Masihkah Kau di Situ?
SESEMAK apa kini jalan kecil ke penerimaan-Mu?
Aku tak tahu. Bahkan Kau, rumah ramahku dulu,
masihkah Kau beralamat di situ?
Apa Mungkin Ada Mungkin?
Aku sudah hilang dari ada. Menemu aku pada tiada
Kau matahari jauh jangkau. Sendiri bakar diri sendiri.
Apa mungkin ada mungkin, walau itu paling tak mungkin?
Caraku Mencintaimu
AKU mencintaimu dengan sangat tak hati-hati
Tak kutimbang lagi bahwa aku akan patah hati
Aku pencinta yang bodoh, dan cintaku ceroboh
Aku mencintaimu dengan teledor. Tapi cinta
memang mesti diputuskan tak berpanjang pikir.
Inilah keputusan salah yang sangat kubanggakan!
Aku mencintaimu untuk mengingat hidup fana
dan betapa rapuhnya kita: manusia. Cinta pun
sementara, tapi sebagai penanda ia abadi & ada.
Apa Artinya Engkau Bagiku
: dd
/1/
AKU tak pandai berdoa, lalu
Tuhan memberi kamu untuk aku.
Kau yang selalu mendoakan aku.
/2/
Hidupku jadi bergejolak, tapi
tidak hampa! Berat tapi aku
bahagia, karena aku tahu aku
punya & membawa sesuatu kita.
/3/
Hidupku jadi kacau, tapi aku
menemukan kamu yang cukup
kujadikan alasan untuk segala
ketertiban yang kukorbankan.
/4/
Namamu adalah kata asing yang
tak perlu kuterjemahkan. Aku
sangat suka menyebut-nyebutnya,
dengan sepenuh ketakmengertianku.
/5/
Namamu sesungguhnya adalah doa.
Aku menghafalkannya sebagai
mantra, dan tiap kali kurapalkan,
aku takjub dengan keampuhannya.
/6/
Aku tak pandai berterima kasih
lalu Tuhan mendatangkan engkau,
engkau yang jadi alasan bagi
hidup yang harus diteruskan.
Yang Tak Berlayar dan Tak berjangkar
HATIMU rumah jauhku
Anak tak mau pulang
Aku tertawakan rindu
Tak mau diperdungu
Ini kapal tak berlayar
Tak juga berjangkar
Kenapa Kalian?
KALIAN tak kunjung pandai berdusta
meski sudah sekian lama saling mengajarkannya
Bait Keras Kepala
PERGI ke semua
tujuan tanpakan
Sudah rumah menutup mata.
Kau yang menolak
Tak hendak melunak
Tak mau jinak.
Bait Suara Muara
JIWA sungaiku surut pasang
Kuala keruh hidup
Dendam keombakan
Mau mempertemukan:
hujan rampaian
dan lumpur endapan
Hidup dari Hidup yang Mati
SENISTA apa tampak ini sendiri
Aku hidup dari hidup yang mati.
Sayap lelaki tak luka oleh sayat sepi.
Kalau Engkau
KALAU engkau kalaukan aku
Atas segala jika yang terjikakan
Kalau engkau apabilakan aku
bagi semua yang termakakan
Aku tak ‘kan mengakukan aku
Bait Pencuri
KALAU aku terbawa pada-Mu nanti
Kutandai apa yang hendak kucuri lagi
Yang dulu lalu dari kepengecutanku
Hidup yang Musti Kecuali
AKU hanya sesuatu cuma,
untuk hidup yang tak percuma
Tapi aku selalu menjadi tetapi,
bagi hidup yang musti kecuali!
Sajak pendek https://pesulapkata.com